RISET PASAR LAYANAN TELKOM FLEXI HOME (STUDI KASUS : KOTAMADYA PALEMBANG)

RISET PASAR LAYANAN TELKOM FLEXI HOME (STUDI KASUS : KOTAMADYA PALEMBANG)
________________________________________

Abstrak

Suatu produk baru yang akan dikeluarkan memerlukan suatu riset yang baik mengenai pangsa pasar serta strategi pemasaran yang efektif untuk menarik pasar yang banyak, Telkom Flexi Home merupakan produk yang baru dari Telkom Flexi yang menggunakan Fixed Wireless Terminal (FWT) berbasis ESN (Non sim Card) sebagai telepon tetap (telepon rumah). Analisa riset pasar, segmentasi pasar dan posisi serta merumuskan bauran pemasaran diperlukan sebagai pendukung perencanaan strategi pemasaran Telkom Flexi Home.
Alat Pengumpulan datanya adalah kuisioner yang disebarkan kepada penduduk Kotamadya Palembang. Alat ukur yang digunakan adalah distribusi frekuensi untuk menentukan proporsi serta tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antar variabel dan karakteristik setiap segmen. Penelitian dilakukan dengan tahapan melakukan estimasi pasar potensial, mengetahui karakteristik pasar, segmentasi pasar, targeting, penentuan posisi layanan, dan perumusan bauran pemasaran. Segmentasi dilakukan berdasarkan keminatan dan kesediaan responden untuk menggunakan layanan Telkom Flexi Home sedangkan pasar sasaran ditetapkan berdasarkan daya tarik masing-masing segmen. Selanjutnya posisi layanan ditetapkan berdasarkan manfaat yang diharapkan pasar dalam menggunakan layanan Telkom Flexi Home serta posisi Telkom Flexi Home terhadap handphone.
Dari penelitian ini dibagi menjadi empat segmen yang terdiri atas, segmen 1 “minat dan bersedia” (9.6 %), segmen 2 “tidak minat dan bersedia” (0 %), segmen 3 “minat dan tidak bersedia” (41.1 %), serta segmen 4 “tidak minat dan tidak bersedia” (49.2 %). Dari segmen yang terbentuk dipilih segmen pertama sebagai pasar sasaran. Pemilihan segmen pertama sebagai pasar sasaran tertuju ini dengan mempertimbangkan bahwa segmen ini telah mempunyai kesiapan dari sisi finansial, dimana kesiapan ini dapat dikatakan memiliki andil besar dalam penggunaan layanan Telkom Flexi Home, sedangkan segmen kedua pada penelitian ini adalah 0 %, Selanjutnya posisi layanan yang ditetapkan berdasarkan manfaat yang diharapkan pasar dalam menggunakan layanan Telkom Flexi Home menghasilkan jargon “Bukan Telepon Biasa”. Kemudian perumusan bauran pemasaran layanan Telkom Flexi Home didasarkan pada 4P (Product, Price, Place, Promotion).
Pasar potensial Telkom Flexi Home di wilayah Kotamadya Palembang hanya setengahnya, mungkin bisa dikatakan cukup yaitu 50.7 % sedangkan pasar tersedianya sebesar 10.2 %. Perbedaan persentase pasar potensial dengan pasar tersedia cukup jauh berbeda, hal ini membuktikan bahwa sebenarnya sebagian pasar menerima Telkom Flexi Home, akan tetapi faktor finansial masih mempengaruhi responden untuk berlangganan. Mengingat harga terminal untuk layanan Telkom Flexi Home yang masih relatif mahal, yaitu sekitar Rp. 800.000 hingga Rp. 1.100.000. Untuk lebih meningkatkan lagi besarnya pasar tersedia maka Telkom Palembang menggunakan sistem cicilan yang dibayar melalui bank, tetapi saat ini Telkom tidak membuka lagi sistem cicilan tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pasar Telkom Flexi Home yang lebih besar, maka sebaiknya Telkom menurunkan harga pesawat telepon.

Kata Kunci : Riset Pasar, Telkom Flexi Home


Reference : http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_repository&Itemid=34&task=detail&nim=112000129

Pengaruh Penempatan (Positioning) Produk Terhadap Citra Produk (Studi pada Pengguna Kartu Handphone simPATI di Kota Blitar

Pengaruh Penempatan (Positioning) Produk Terhadap Citra Produk (Studi pada Pengguna Kartu Handphone simPATI di Kota Blitar
ABSTRAK
Kata kunci: Positioning produk, citra produk, kartu handphone simPATI.
Mengingat semakin berkembangnya kemajuan teknologi di era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk dapat bertahan dan bersaing didunia bisnisnya. Salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan agar mampu bersaing adalah dengan menerapkan suatu penempatan (positioning) antara produk suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Dengan melakukan penempatan (positioning) produk, suatu produk akan membentuk citra produk tertentu di benak konsumen. Dalam usahanya untuk mampu bersaing dengan membentuk citra produk yang baik di benak konsumen membuat PT. Telkomsel juga melakukan penempatan (positioning) produk yang meliputi atribut produk, harga dan kualitas produk, penggunaan produk, pesaing produk, dan manfaat produk.
Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan pengaruh penempatan (positioning) produk terhadap citra produk pada pengguna kartu handphone simPATI di Kota Blitar. Subyek penelitian ini adalah penempatan (positioning) produk terhadap citra produk pada pengguna kartu handphone simPATI di Kota Blitar. Variabel independent (X) pada penelitian ini adalah atribut produk (X1) , harga dan kualitas produk (X2), penggunaan produk (X3), pesaing produk (X4), manfaat produk (X5). Sedangkan variabel dependent (Y) dalam penelitian adalahcitra produk.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna kartu handphone simPATI di Kota Blitar yang berjumlah 332.000 pelanggan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, dunia usaha dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan jasa.Salah satu kemajuan teknologi tersebut adalah di bidang komunikasi yang ditandai dengan adanya berbagai alat komunikasi yang diciptakan untuk memudahkan sistem komunikasi bagi masyarakat.
Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana komunikasi menjadikan alat komunikasi sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan akan kebutuhan informasi yang cepat dan mudah membuat para produsen yang bergerak dalam bidang komunikasi melakukan inovasi baru dengan meciptakan alat komunikasi yang praktis, salah satunya yaitu menciptakan telepon seluler (ponsel) atau yang lebih dikenal dengan istilah handphone.
Bisnis ponsel pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal tersebut ditandai dengan adanya berbagai macam variasi ponsel. Di Indonesia ponsel sudah dipergunakan sebagian lapisan masyarakatkota maupun pedesaan.Hal ini menunjukkan bahwa ponsel sudah menjadi kebutuhan yang sudah dapat dijangkau oleh beberapa lapisan masyarakat.
Dengan adanya persaingan antar perusahaan telekomunikasi, diperlukan berbagai macam strategi untuk tetap bertahan dalam pasar dan menjaring minat konsumen. Dengan semakin gencarnya strategiyang dikeluarkan perusahaan telekomunikasi dalam rangka menjaring konsumen berdampak pada kemudahan yang akan dirasakan masyarakat berbagai kalangan untuk menikmati teknologi ponsel. Kemudahan tersebut antara lain karena adanya fasilitas prabayar melalui kartu seluler dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Perusahaan telekomunikasi yang ada sampai saat ini yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat Satelindo, PT. Excelcomindo, Mobile-8, Bakrie, Lippo, dan Hutchison CP Telecommunication (Hcp3). Diantara perusahaan tersebut bahkan ada yag mengeluarkan produkkartu prabayar lebih dari satu baik yang bergerak dalam jaringan GSM (General System Mobile) maupun CDMA (Code Division Multiple Acces), misalnya Tekomsel mengeluarkan produk simPATI,kartu AS, kartuHALO dan yang terbaru adalah HALO-HYBRID serta Indosat Satelindo dengan produk IM3, Mentari dan Matrix.
Muhtar (www.pikiran-rakyat.com) mengatakan bahwa ”sengitnya persaingan antar operator seluler dalam mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru sangat menguntungkan masyarakat”. Para pelanggan bisa menikmati pesta tarif karena para operator ramai-ramai menurunkan tarif mereka. Dalam menghadapi persaingan, perusahaan tidak hanya dituntut untuk selalu berinovasi terhadap produk, tetapi bagaimana perusahaan bisa membanguncitra bahwa komunikasi seluler merupakan bagian dari hidup keseharian serta memberikan kemudahan berkomunikasi sehingga produk tersebut mampu mencabut perhatian pasar dan menciptakan kesan produkyang baik dan melekat pada konsumen sasaran agar konsumen tertarik dan loyal terhadap produk tersebut. Salah satu cara untuk merebut perhatian pasar dan membentuk citra produk yang baik kepada konumen adalah dengan melakukan strategi penempatan (positioning) produk.
Tjiptono (1997:69) mendefinisikan positioning sebagai ”tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa dari produk di dalam pasar”. Suatu perusahaan yang telah berhasil memposisikan produknya dengan baik berarti perusahaan tersebut berhasil dalam menanamkan suatu citra produknya pada pikiran konsumen. Begitu pentingnya penempatan (positioning) produk sehingga setiap perusahaan yang berhasil dalam menempatkan produknya secara efektif akan dapat menonjolkan karakteristik produknya di pasar sehingga dapat dengan mudah dikenali dan dibedakan dengan produk lain yang mengakibatkan minat konsumen untuk membeli produk tersebut.
Kartu simPATI merupakan produk kartu seluler prabayar yang dikeluarkan oleh PT. Telkomsel selain kartu AS dan kartuHALO. Ada berbagai macam jenis kartu simPATI yang dikeluarkan Telkomsel diantaranya simPATI Nusantara, simPATI Multimedia, simPATI Zone, simPATI Hoki dan HALO-Hybrid (perpaduanantara kartu simPATI dengan kartuHALO). Keunggulan Kartu Prabayar simPATI dari Telkomsel, seperti keamanan (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksesbilitas, harga yang terjangkau, mutu prima serta jangkauan yang luas menjadikan simPATI mendapat nilai maksimal dari aneka pelayanan yang berkesinambungan dari kartu simPATI dimana seluruh features dan VAS (Value Added Service) yang ada pada kartuHALO terdapat juga di simPATI. Selain kemampuan yang umum menelepon dan menerima telepon dari sembarang tempat dan kapan saja, keunggulan simPATI adalah daya jelajahnya yang bisa menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Nusantara sehingga pelanggan mudah dihubungi dan menghubungi di mana saja dan yang terpenting tidak perlu repot dengan persyaratan administratif. Telkomsel sebagai salah satu operator seluler di Indonesia saat ini masih menguasai pangsa pasar seluler di Indonesia, seperti terlihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Kartu Seluler Pada Tahun 2006
No Perusahaan Jenis Kartu Seluler Jumlah Pelanggan
1. PT. Telkomsel simPATI 25.946.000
2. PT. Indosat IM3 2.500.000
3. PT. Excelcomindo XL 7.707.000
4. PT. Mobile-8 FREN 1.242.797
Sumber : Siaran Pers No. 64/DJPT.1/KOMINFO/V/2006
Dengan menjadi market leader pada pangsa pasar kartu GSM, kartu simPATI merupakan kartu ponsel yang memiliki jumlah pelanggan terbesar di Indonesia. Sehingga kartu simPATI merupakan kartu ponsel yang mendapat tempat tersendiri bagi pengguna kartu prabayar.
Dari latar belakang permasalahan di atas maka penting dilakukan penelitian, agar memperoleh keyakinan bahwa penempatan (positioning) produk berpengaruh terhadap citra produk. Oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini penulis mengajukan judul penelitian tentang, “Pengaruh Penempatan (Positioning) Produk Terhadap Citra Produk (Studi pada Pengguna Kartu Handphone simPATI di Kota Blitar)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka banyak sekali pertanyaan yang mungkin timbul, akan tetapi dalam pembahasan selanjutnya penulis membatasi hanya pada beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh atribut produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar ?
2. Apakah ada pengaruh harga dan kualitas produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar ?
3. Apakah ada pengaruh penggunaan produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar ?
4. Apakah ada pengaruh pesaing produk terhadap citra produk kartu hanphone simPATI di Kota Blitar ?
5. Apakah ada pengaruh manfaat produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar ?
6. Apakah ada pengaruh atribut produk, harga dan kualitas produk, penggunaan produk, pesaing produk, manfaat produk secara simultan terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar ?
7. Variabel manakah yang dominan dalam mempengaruhi citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, dapat ditetapkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh atribut produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga dan kualitas produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pesaing produk terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh manfaat produk terhadap citra produk kartu handphone isimPATI di Kota Blitar.
6. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh atribut produk, harga dan kualitas produk, penggunaan produk, pesaing produk, manfaat produk secara simultan terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
7. Untuk mengetahui variabel manakah yang dominan dalam mempengaruhi citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
D. Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian tentu mempunyai kegunaan penelitian yang berguna bagi perusahaan sebagai objek penelitian, lembaga pendidikan, dan dapat berguna bagi peneliti itu sendiri. Adapun kegunaan penelitian adalah :
1. Bagi Universitas Negeri Malang
a. Menambah referensi pada perpustakaan UM dan perpustakaan Fakultas Ekonomi.
b. Sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian khususnya mengenai penempatan (positioning) produk atau penelitiaan berikutnya.
2. Bagi perusahaan
a. Sebagai salah satu sumber informasi yang nantinya diharapkan akan bermanfaat dalam membantu evaluasi dalam hal pemasaran produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
b. Sebagai masukan dalam melaksanakan strategi pemasaran khususnya strategi penempatan (positoning) produk dalam rangka membentuk citra produk yang baik, sehingga perusahaan dapat merebut perhatian pasar.
3. Bagi Penulis
a. Memperoleh pengalaman belajar memecahkan masalah dengan menerapkan secara praktis dan konseptual tentang masalah yang diteliti di lapangan serta menambah wawasan dalam pengembangan pengetahuan yang selama ini diperoleh.
b. Menambah pengetahuan khususnya di bidang pemasaran serta untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar kesarjanaan di jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
E. Hipotesis Penelitian
Menurut Arikunto (2002:64) ”hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah taksiran yang dirumuskan dan diterima sebagai jawaban sementara dimana suatu kebenarannya harus diuji terlebih dahulu melalui suatu kegiatan penelitian. Adapun hipotesis penelitiannya adalah:
1. Ho: Tidak ada pengaruh positif yang signifikan variabel penempatan (positioning) produk secara parsial terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
Ha: Ada pengaruh positif yang signifikan variabel penempatan (positioning) produk secara parsial terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
2. Ho: Tidak ada pengaruh positif yang signifikan variabel penempatan (positioning) produk secara simultan terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
Ha: Ada pengaruh positif yang signifikan variabel penempatan (positioning) produk secara simultan terhadap citra produk kartu handphone simPATI di Kota Blitar.
F. Asumsi Penelitian
Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2000:13) disebutkan ”asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang menjadi pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian”.
Surakhmad (dalam Arikunto, 2002:58) mendefinisikan ”anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Dari pengertian tersebut maka peneliti mempunyai asumsi penelitian sebagai berikut:
1. Strategi penempatan (positioning) produk dapat dikatakan berhasil apabila citra produk yang terbentuk dalam benak konsumen baik.
2. Konsumen akan cenderung memilih produk yang dikenalinya yang ada dalam ingatannya. Untuk menanamkan suatu produk pada ingatan konsumen diperlukan strategi penempatan (positioning) produk yang tepat.
3. Konsumen yang dijadikan respoden rata-rata mempunyai pengalaman membeli kartu handphone simPATI.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dimaksudkan untuk memberi arahan dan gambaran mengenai permasalahan inti yang ada dalam suatu penelitian. Ruang lingkup ini meliputi :
a. Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penempatan (positioning) produk yang terdiri dari atribut produk, harga dan kualitas produk, penggunaan produk, pesaing produk dan manfaat produk sebagai variabel bebas dan citra produk kartu handphone simPATI sebagai variabel terikatnya.
H. Definisi Operasional
Berdasarkan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2000:14) “definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati”. Untuk menghindari kesalahan persepsi tentang variabel yang akan diteliti maka digunakan batas definisi operasional sebagai berikut :
1. Penempatan (positioning) produk adalah strategi komunikasi yang dilakukan pihak Telkomsel dengan produknya berupa kartu handphone simPATI untuk mempengaruhi persepsi konsumen agar produk atau merek tersebut dapat selalu diingat konsumen, sehingga konsumen akan loyal dan setia terhadap produk atau merek tersebut.
2. Atribut produk adalah ciri-ciri yang melekat pada produk kartu handphone simPATI yang meliputi derajat kepentingan, keunikan, superioritas, dapat dikomunikasikan, dan tidak mudah ditiru.
3. Harga dan kualitas produk yaitu berupa harga perdana dan voucher produk kartu handphone simPATI yang dapat terjangkau lapisan masyarakat, tarif pulsa, metode pembulatan pulsa, dan kualitas yang diberikan sesuai dengan harganya.
4. Penggunaan produk merupakan salah satu strategi penempatan (positioning) produk kartu handphone simPATI yang didesain pihak Telkomsel untuk mengembangkan pasar yang meliputi memperluas jangkauan, penggunaan panggilan yang baik, kemudahan operasional, masa aktif dan tenggang, dan kemudahan mendapatkan layanan.
5. Pesaing produk merupakan strategi untuk meyakinkan konsumen bahwa kartu handphone simPATI merupakan yang terbaik dibandingkan produk lain yang sejenis dengan indikator berupa pemimpin pasar, pengaruh beban roaming, pesaing utama produk, dan slogan kartu simPATI.
6. Manfaat produk merupakan strategi positioning produk kartu handphone simPATI dengan menyesuaikan antara produk dengan profil gaya hidup konsumen sasaran yang meliputi keunggulan dalam berkomunikasi, kemudahan migrasi, fasilitas lengkap, dan kemudahan mendapatkan fasilitas.
7. Citra produk adalah kesan, pendapat, atau tanggapan yang dimiliki oleh kosumen terhadap suatu objek dalam hal ini berupa simbol produk kartu handphone simPATI, persepsi produk, media, suasana, desain produk, distribusi dan garansi.
Reference : http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/manajemen/pengaruh-penempatan-positioning-produk-terhadap-citra-produk-studi-pada-peng
MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN BELI MIE INSTAN MERK MIE SEDAAP
Kamis, 17 September 2009
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempunyai kebutuhan yang bermacam-macam. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk makan. Pada umumnya makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi. Perkembangan jaman yang kian membutuhkan sesuatu yang serba cepat menimbulkan keinginan – keinginan untuk mengganti nasi dengan alternatif lain yang dianggap lebih praktis misalnya roti, sereal, dan mie instant.
Dalam suasana persaingan yang semakin ketat , mie instant sebagai salah satu alternatif tadi  berusaha memasarkan produknya  dengan melakukan promosi yang gencar dalam menawarkan keunggulan produknya. Saat ini merk mie instant yang sedang bersaing di pasaran  adalah Indomie, Supermie, Sarimie, Salamie dan beberapa merk mie instant baru seperti mie Selera Rakyat dan Mie Sedaap.
Peluang pasar yang terbuka mengakibatkan Mie Sedaap sebagai produk baru berusaha memperkenalkan produknya ditengah masyarakat dengan gencar.Promosi penjualan yang dilakukan dengan membuka posko menjelang hari raya di tempat-tempat strategis seperti di pinggir jalan dan saat ini juga melakukan promosi penjualan dengan membuka posko Mie Sedaap di 30 perguruan tinggi di Yogyakarta, salah satunya berada di STIE Kerjasama.
Dalam pemilihan nama merk, produk Mie Sedaap mempunyai nama yang cukup unik. Sedaap sendiri memiliki arti yang menggambarkan kualitas rasa selain itu nama Mie Sedaap mudah diingat dan diucapkan.  
Dalam memutuskan membeli suatu produk, konsumen memiliki motivasi yang dipengaruhi faktor dari dalam maupun dari luar, faktor dari dalam adalah faktor psychologis dari masing-masing konsumen yang tidak sama, sedangkan faktor dari luar biasanya diciptakan oleh ketepatan pemasaran, sehingga motivasi konsumen dalam membeli Mie Sedaap tersebut tidak bisa dilepaskan dari prinsip 4P  yaitu  :          
1.  Produk
      Produk adalah segala sesuatu yang dapat diberikan oleh produk Mie Sedaap kepada konsumennya, antara lain berkaitan dengan nama yang mudah diingat, kualitas rasa, berbagai macam pilihan rasa yang ditawarkan maupun kemudahan memasak.
2.  Harga
            Harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan suatu produk (Mie Sedaap). Harga yang dimaksud adalah kesan bahwa Mie Sedaap tidak mahal, terjangkau oleh segmen pasarnya.
3.  Promotion
            Promosi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan  produk Mie Sedaap kepada masyarakat, seperti adanya promosi penjualan  dan iklan. Ketepatan dalam penyampaian iklan baik dalam hal pesan ataupun media akan mampu memotivasi calon konsumennya untuk mencoba. Media televisi saat ini merupakan media yang paling efektif dalam mempengaruhi calon pembeli, untuk mendukung kegiatan iklan ini bisa dilakukan kegiatan lain guna menunjukkan ujud dan rasa yakni melalui promosi penjualan.
4.  Place
            Place atau saluran distribusi adalah kemudahan di dalam mendaapatkan produk di berbagai tempat, seperti di toko, pasar, warung. Apabila konsumen mudah untuk mendapatkan produk Mie Sedaap, dengan sendirinya pada saat mereka membutuhkan maka produk tersenbutlah yang akan dibeli.
            Dalam penelitian ini mahasiswa/mahasiswi STIE Kerjasama merupakan obyek penelitian, karena jika dilihat dari tingkat pendidikannya mahasiswa/mahasiswi STIE Kerjasama dianggap mampu menjawab pertanyaan (Kuesioner ) secara rasional selain itu beragamnya asal daerah akan menjadikan jawaban yang diberikan akan mampu mewakili selera/cita rasa dari beberapa daerah di Indonesia. Pemilihan mahasiswa/mahasiswi STIE Kerjasama pada saat ini dipandang tepat, karena di kampus STIE Kerjasama  saat ini terdapat posko Mie Sedaap , dengan demikian diharapkan obyek penelitian diharapkan telah melakukan pembelian serta pernah menikmati Mie Sedaap akibat dari kegiatan promosi penjualan tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, dan pentingnya mengetahui pengaruh motivasi  konsumen terhadap keputusan beli yang dikaitkan dengan variabel produk, harga, maupun iklan, maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul
MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN BELI  MIE INSTAN MERK “MIE SEDAAP”  (Studi Kasus Pada Mahasiswa STIE Kerjasama )


Pengaruh motivasi dan persepsi terhadap loyalitas konsumen dalam membeli produk minyak goreng Filma di gudang rabat Alfa Rungkut Surabaya


Dalam dunia yang terus berkembang, dapat diprediksi bahwa pola hidup masyarakat juga mengalami perubahan yang cukup berarti. Banyak pelaku ekonomi yang melihat adanya kesempatan dari perubahan gaya hidup ini sebagai suatu batu lompatan untuk memasuki pasar ataupun untuk memperbesar pasar yang telah diperolehnya. Dalam memasuki pasar tersebut, pemasaran pada tingkat retail merupakan salah satu cara untuk mengefektifkan distribusi dan penjualan produk. Dalam bisnis retail, produk minyak goreng merupakan salah satu produk pokok yang hampir pasti tersedia. Banyaknya produk minyak goreng yang beredar di pasaran, membuat posisi persaingan antar merek di pasar menjadi begitu ketat, hal ini membuat konsumen akhirnya harus menentukan pilihan secara selektif, produk mana yang akan dikonsumsi untuk keperluan sehari-harinya. Fenomena ini menandakan perbedaannya perilaku konsumen akan suatu produk minyak goreng di pasaran, diantaranya motivasi dan persepsinya. Dalam hal motivasi pembelian produk, konsumen memiliki kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk juga mungkin akan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang kemudian menciptakan minat bagi pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (loyalitas) produk tersebut. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan perilaku motivasi dan persepsi serta pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan minyak goreng merek Filma di gudang rabat Alfa Rungkut Surabaya. Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian kausalitas, dimana variabel yang digunakan adalah motivasi dan persepsi sebagai variabel bebas, sedangkan loyalitas pelanggan sebagai variabel tak bebas. Metode statistik yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Dari hasil analisis diketahui bahwa motivasi dan persepsi secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan minyak goreng merek Filma di gudang rabat Alfa Rungkut Surabaya. Sedangkan secara parsial, variabel motivasi dan persepsi keduanya mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan minyak goreng merek Filma di gudang rabat Alfa Rungkut Surabaya.

Refrence:
http://karya2ilmiah.blogspot.com/2009/09/motivasi-konsumen-terhadap-keputusan.html
http://repository.petra.ac.id/8044/

SEGMENTASI MANFAAT SEMUA JENIS PRODUK

SEGMENTASI MANFAAT SEMUA JENIS PRODUK

NO
Segmentasi Manfaat
Demografi
Perilaku
Psikografis

Ekonomis



1
Sampo (350/sachet)
Keluarga
Setia pada merek
Hemat
2
Kopi (1kg<20000)
Ayah
Pemakai berat
Hemat
3
Gula pasir (1kg<9500)
Keluarga
Setia pada merek sedang
Hemat
4
Mie Instan (700/bungkus)
Keluarga
Tertarik
Hemat
5
Telur (1kg<12000)
Keluarga
Pemakai sedang
Hemat
6
Susu (5500/sachet0
Anak
Pemakai berat
Hemat
7
Sabun colek (<2000)
Ibu rumah tangga
Pemakai sedang
Hemat
8
Hand body (<8000/botol)
Remaja
Tertarik
Hemat
9
Minyak goreng (1kg<9000)
Ibu rumah tangga
Setia pada merek
Hemat
10
Detergen
Ibu rumah tangga
Pemakai sedang
Hemat



Medis



1
Obat diare
Keluarga
Tertarik
Orang yang ingin sehat
2
Sabun kesehatan
Keluarga
Setia pada merk
Orang yang ingin sehat
3
Minuman penyegar
Keluarga
Setia pada merk
Orang yang ingin sehat
4
Pasta gigi
Keluarga
Setia pada merk
Orang yang ingin sehat
5
Obat gosok
Remaja
Setia pada merk
Orang yang ingin sehat
6
Obat sakit kepala
Keluarga
Setia pada merk
Orang yang ingin sehat
7
Obat mata
Keluarga
Tertarik
Orang yang ingin sehat
8
Bedak kulit
Keluarga
Pengguna berat
Orang yang ingin sehat
9
Vitamin
Keluarga
Pengguna berat
Orang yang ingin sehat
10
Obat cacing
Keluarga
Tertarik
Orang yang ingin sehat

















NO
Segmentasi Manfaat
Demografi
Perilaku
Psikografis

Kenyamanan



1
Jaket kulit
Laki-laki
tertarik
Gaya hidup
2
Dasi
Laki-laki
Tertarik
Gaya hidup
3
topi
Laki-laki
Pengguna berat
Gaya hidup
4
Kaca mata
Laki-laki
Tertarik
Gaya hidup
5
Sarung
Laki –laki
Tertarik
Gaya hidup
6
Baju
Semua orang
Pengguna berat
Gaya hidup
7
Cincin
remaja
Tertarik
Gaya hidup
8
Handuk
Keluarga
Tertarik
Gaya hidup
9
Piama
Semua orang
Tertarik
Gaya hidup
10
Pembalut
Wanita
Tertarik
Gaya hidup



Kosmetik



1
Eye shadow
Wanita
Pengguna berat
Peduli kecantikan
2
Lipstick
Wanita
Pengguna berat
Peduli kecantikan
3
Bedak
Wanita
Pengguna berat
Peduli kecantikan
4
Blush on
Wanita
Pengguna berat
Peduli kecantikan
5
Eyeliner
Wanita
Pengguna berat
Peduli kecantikan
6
Pelembab
Wanita
Pengguna berat
Peduli kecantikan
7
Pembersih muka
Remaja
Pengguna berat
Peduli kecantikan
8
Hand body
Remaja
Pengguna berat
Peduli kecantikan
9
Minyak wangi
Remaja
Pengguna berat
Peduli kecantikan
10
Sipat
Wanita
Pengguna berat
Peduli kecantikan


Tahan lama



1
Kulkas
Semua orang
Pengguna berat
Gaya hidup
2
Radio
Semua orang
Pengguna berat
Gaya hidup
3
Telivisi
Semua orang
Pengguna berat
Gaya hidup
4
Hp
Remaja
Pengguna berat
Gaya hidup
5
Kompor gas
Ibu rumah tangga
Pengguna berat
Gaya hidup
6
Mesin cuci
Ibu rumah tangga
Pengguna berat
Gaya hidup
7
Tas kulit
Wanita
Pengguna berat
Gaya hidup
8
Kipas angina
Keluarga
Pengguna berat
Gaya hidup
9
Printer
Remaja
Pengguna berat
Gaya hidup
10
AC
Keluarga
Pengguna berat
Gaya hidup

PROFIL DALAM KEHIDUPAN

Tb

PROFIL DIRI


Tb.Andi Akbar Rachman lahir pada tanggal 11 juli 1989 di Cilegon,Banten. Kota yang dikenal sebagai kota Baja,kota yang dekat dengan kawasan wisata pantai anyer ,pantai yang sangat indah untuk liburan bersama keluarga ,teman,ataupun dengan. keasih


Sejak kecil aku dibesarkan dengan kedua orangtuaku, namun ayahku lebih sering pergi ke Jakarta karena mengikuti pelatihan pekejaan. Namun aku bangga kepada ayah karena sekarang menjadi ayah yang berhasil dan aku sangat bangga sekali kepadanya. sewaktu kecil aku senang sekali bermain sepak bola ,melakukan pertandingan antar kampung maupn antar kelas. Hal yang tidak bias kulupakan pada saat aku mencetak goal tendangan bebas dari tengah lapangan diman pada saat itu score 4-5 dengan goal itu score menjadi imbang dan teman-temanku yang didepan gawang pada lari menghampiriku lalu memelukku.


Semasa aku sekolah dari SD-SMA aku hanya sekali mendapatkan peringkat 8 besar yaitu waktu aku duduk dibangku SMP kelas kelas 1.aku sangat bangga sekali atas prestasi yang aku peroleh sewaktu SMP. Masa-masa sekolah semuanya aku selesaikan di kota kelahiranku. Dan aku juga mengikuti organisasi RISMA (Remaja Islam Masjid) sewaktu SMA ,aku pernah ditunjuk sebagai Bilal sewaktu Shalat jumat di sekolah, itu adalah pertama kalinya aku menjadi Bilal ,walaupun dalam pelaksanaannya aku sempat gugup pada saat Adzan tetapi sedikit-demi sedikit aku dapat mengusaai kegugupan itu.


Tentang hobi ,aku lebih menyukai sepakbola (bemain,menonton pertandingannya dan game playstation), dengerin musik , makan , berkunjung ketempat yang natural ,seperti pantai dan pegunungan,karena suasananya yang lepas dan bisa menghilangkan kejenuhan.Aku juga menyukai seni beladiri,pada saat SMP aku mengikuti latihan beladiri di perguruan Merpati Putih bersama teman-teman rumah ku.disana aku belajar beberapa jurus beladiri sampai beberapa jurus aku menguasainya,aku mengikuti beladiri itu karna rasa ingin tahu apa saja yang di ajarkan dan ingin mengetahui jurus-jurusnya.


Aku bercita-cita menginginkan bekerja di perusahaan Bea dan Cukai , memiliki istri yang cantik dan soleh dengan anak yang lucu-lucu. Itulah cita-cita ku yang ingin aku wujudkan selagi aku mampu untuk diperjuangkan, mudah-mudan saja dengan ayahku menyekolahkan sampai perguruan tinggi cita-citaku dapat tercapai, amien.


Hingga saat ini aku menempuh pendidikan di perguruan tinggi swasta di Depok yaitu Universitas Gunadrama dengan mengambil jenjang S1 fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen angkata 2007. sekarang aku duduk di semester 5,tekadku harus lulus 4th. Semoga saja aku bisa lulus cepat dengan mendapatkan Ipk diatas 3 dan cita-citaku bisa tercapi.amien



















KEBUDAYAAN MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI

KEBUDAYAAN MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI

Hari raya Idul Fitri di kampung saya diisi dengan beraneka ragam kegiatan. Kegiatan pada hari raya itu biasanya dimulai sehari sebelum hari raya Idul fitri tiba. Di hari itu orang-orang sudah sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari suci itu.

Di hari itu banyak tempat-tempat perbelanjaan di serbu oleh masyarakat, misalnya pasar tradisional maupun pasar swalayan. Tetapi banyak orang lebih memilih pasar tradisional untuk membeli barang-barang, karena disamping harga di pasar trdisional lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat kalangan menengah kebawah juga menyediakan barang-barang yang tidak di temuai di pasar swalayan, Seperti ketupat dan lain-lain.

Di malam harinya atau biasa di sebut malam takbiran, di mesjid terbesar di kota saya tiap tahunnya di adakan lomba Bedug Akbar yang di selenggarakan oleh bapak walikota cilegon. Walaupun hadiahnya tidak seberapa, Lomba tersebut diikuti banyak peserta. Karna, setiap taun acara ini di tunggu-tunggu oleh masyarakat kota cilegon, dan masyarakat sangat antusias atas acara ini. Sehingga acara ini dapat di selenggarakan setiap tahunnya.

Meriah malam takbiran itu bukan hanya terjadi di pusat kota cilegon saja, di kampung saya setiap malam takbiran biasanya diisi dengan menabuh bedug yang di arak memakai gerobak keliling kampung, dan dari mushola di kumandangkan Takbir. Anak-anak, orang dewasa, dan orang tua kumpul berbaur di mushola. Kemeriahan itu berlangsung hingga tengah malam.

Semarak kemeriahan menyambut hari besar Idul Fitri tidak selesai sampai di disitu, Pagi harinya orang-orang pergi menuju masjid untuk menunaikan ibadah Solat IED. Setelah solat IED selesai warga di kampung ku keliling dari rumah ke rumah untuk bersilaturahmi dan bersalam-salaman.

Adapun tradisi di keluarga besar saya, setelah shalat Ied dan bersilaturahmi dengan para tetangga, kita berkumpul di rumah salah satu saudara yang dianggap paling tua. Di situ kita berkumpul dan bersalam-salaman. Sampai akhirnya kita merencanakan untuk berlibur, karea libur lebaran masih cukup panjang. Waktu pun terus berjalan menutup hari yang sangat indah itu, dan kita pun kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan hari baru di keesokan harinya.

Mungkin semarak meriahnya hari raya Idul fitri di kampung halaman saya berbeda dengan tempat-tempat lain. Saya hanya berharap, kebudayaan ini bias terus dapat dirasakan di tahun-tahun mendatang,sampai anak cucu kita nanti dapat merasakannya juga. AMIN.

Sekian.

Persaingan Produk Indonesia

Persaingan Produk Indonesia

Persaingan Product Indonesia dengan produk luar negeri saat ini hampir dapat kita pastikan sama saja. Bicara soal harga tidak selamanya produk luar lebih mahal di banding dengan produk local dan sebaliknya. Contoh:

Belakangan ini orang USA lebih suka menginfestasikan modal/memproduksi sepatu merek terkenal di Indonesia ke timbang di negara lain. Sementara harga sepatu tersebut, tidak mengenal dari negara mana di produksi (sesuai harga pasar). Kalau sudah case seperti ini mungkin akan kebalikan dari produk2 china tadi. Bila kita lihat lebih jauh faktor2 yang memberikan kontribusi dalam sebuah harga = Biaya Material + over head + Quality.

Dalam hal ini coba kita berandai-andai, bila semua negara memproduksi barang "X" dengan biaya material yang sama, over head yang sama, tentu sasaran akhir yang terkadang kita lupakan adalah harga sebuah "quality". Beberapa perusahaan besar justru investasi/cost untuk Quality yang sering di sebut Quality Ansurance (QA) hampir mencapai 15% dari biaya produksi.

Adapun beberapa biaya Quality yang kita tidak sadari sbb: Iklan ( untuk meyakinkan akan qualitas/performance barang ), Biaya rework/re-process, biaya karena produksi terlambat dimana barang yang di kirim harus mengunakan pesawat terbang karena keterlambatan akibat quality jelek, kesalahan kemasan/package yang membuat orang kurang suka akan produk tsb,dll. Pada intinya konsumen akan lebih tertarik kepada barang yang qualitas bagus, tepat waktu & kemasan yang menarik. Semoga bermanfaat buat semua.

Reference :

http://klipingpilihanku.blogspot.com/2005/10/persaingan-produk-indonesia.html

PRODUK

PENGERTIAN PRODUK
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.

Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu

didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan
Negara asal.
Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.


REFERENCE :

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/produk-definisi-klasifikasi-dimensi_30.html

MERK

Strategi, Jenis/Macam Dan Pengertian Merek / Merk / Brand Produk Barang Dan Jasa - Manajemen Pemasaran

A. Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand

Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.

Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.

Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :

1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.

2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.

3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.

B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek

1. Manufacturer Brand Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.

2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.

- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.

C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)

Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :

1. Individual Branding / Merek Individu

Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.

2. Family Branding / Merek Keluarga

Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

Reference :

http://organisasi.org/strategi-jenis-macam-dan-pengertian-merek-merk-brand-produk-barang-dan-jasa-manajemen-pemasaran