Pekerja Keras vs Pekerja Smart

Kita Sering melihat Seorang Tenaga Admin bekerja keras dan bertanggung Jawab, Ia juga merasa menjadi salah satu orang penting dalam siklus sistem perusahaan tempat ia berkarir ….
Disisi lain, Pemilik/Pemimpin merasakan bahwa Tenaga Admin tersebut memang menjadi komponen yang penting dalam siklus sistem perusahaannya, tetapi Pemilik/Pemimpin perusahaan tersebut tidak puas terhadap kualitas perkerjaan yang dihasilkan Tenaga Admin tersebut …
Kontroversi antara Seseorang yang merasa menjadi Orang Kunci, Pekerja Keras, dan Bertanggung Jawab menjadi kurang bernilai, jika dibandingkan dengan kekecewaan Pemilik/Pemimpin atas penilaian kualitas Pekerjaan Tenaga Admin tersebut …
Umumnya, Seorang merasa bekerja keras dan bertanggung jawab sudah cukup, tetapi efektifitas dan Kualitas tidak diperhatikan, hal ini biasanya di sebabkan oleh minimnya pengetahuan dan wawasan pada bidang yang ditekuni-nya, Larut dalam Rutinitas sehingga menyebabkan hilangnya Kreativitas untuk mengembangkan teknik baru dan produktifitas kerja yang bermamfaat untuk Perusahaan …
Yang menjadi pertanyaan adalah :
1. Kenapa seseorang tidak mempunyai keinginan kuat untuk menambah pengetahuan dan wawasannya ?
2. Kenapa Seseorang tidak menyadari Ia tenggelam dalam Rutinitas, sehingga mengakibatkan Mandulnya Kreativitas ?
3. Kenapa Seseorang jarang meng-kritisi hasil pekerjaan-nya dari sudut Kualitas dan Produktifitas yang bermamfaat untuk Perusahaan ?
Jika seseorang mempunyai keinginan kuat untuk menambah pengetahuan dan wawasannya, maka ia akan cepat menyadari apabila saat ia tenggelam dalam Rutinitas …
Dari Menyadari bahwa Ia Tenggelam dalam Rutinitas itu tidak baik untuk Perusahaan dan masa depannya, maka Ia akan berkreativitas mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut …
Kreavitas dengan didasari Pengetahuan dan Wawasan yang benar, tentu saja akan menghasilkan Kualitas dan Produktifitas Kerja yang bermamfaat bagi kemajuan Perusahaan …
Intisari :
Tentu saja tulisan ini, terlalu singkat membahas permasalahan dan solusinya, namun dengan tulisan ini, diharapkan bisa menjadi cermin untuk meng-evaluasi diri (Intropeksi), apakah kita mempunyai Pengetahuan dan Wawasan yang kurang pada bidang yang kita tangani, apakah kita sudah tenggelam dalam Rutinitas, Apakah kita sudah hilang kreatifitas, Kalau Ya, maka kita digolongkan sebagai Pekerja Keras bukan sebagai Pekerja Smart …
Pekerja Smart, tentu saja dari waktu ke waktu selalu meningkatkan Pengetahuan dan Wawasannya yang berkaitan dengan bidang keahliannya, dan Kreativitas-nya akan terus mengalir, tentu saja, kita bisa tebak, bagaimana kualitas dan produktivitas pekerjaanya …

Reference : http://anthonyjt.blogdetik.com/

BANK MANDIRI TERBAIK DALAM PELAYANAN PERBANKAN "Budaya Keja Bank Mandiri"

Tahun 2008 merupakan tahun pembuktian keunggulan Bank Mandiri dalam pelayanan perbankan kepada nasabah. Dua lembaga yaitu Marketing Research Indonesia (MRI) dan Indonesia Contact Center Association (ICCA), telah menganugerahi penghargaan tertinggi kepada Bank Mandiri.
MRI menilai Bank Mandiri layak mendapatkan The Best Bank Service Excellence (BSEM) 2007/2008, setelah melakukan riset pada 19 bank di Indonesia, baik lokal maupun asing.

“Penghargaan tertinggi dalam bidang pelayanan perbankan merupakan bukti nyata bahwa Bank Mandiri sebagai bank terbesar di tanah air tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata tetapi juga pada customer focus,” ujar Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Mandiri.

"Keberhasilan Bank Mandiri dalam service quality didukung oleh semua pihak, mulai dari Top Management hingga pegawai lini bawah. Hal ini membutuhkan komitmen dan perjuangan keras karena yang diubah adalah perilaku manusia, yang kemudian akan membentuk budaya kerja perusahaan. Bank Mandiri memiliki konsep pelayanan yang diberikan kepada nasabah sesuai dengan 10 perilaku Utama Budaya kerja perusahaan yang terangkum dalam TIPCE (Trust, Integrity, Profesionalism, Customer Focus, dan Excellence)," tambah Agus.

Lebih lanjut Ermina Yulianti, Research Director MRI mengatakan bahwa survei dilakukan dengan cara mystery shopping, dimana pensurvei melakukan kegiatan perbankan melalui cabang-cabang bank dengan cara membuka rekening.

"Sebagai nasabah, pensurvei dapat merasakan langsung pelayanan yang dilakukan oleh frontliner suatu bank, termasuk keadaan fisik cabang serta electronic channel (e-channel). Dengan metode ini, survei sebenarnya memotret customer experience di berbagai interaksi nasabah dengan banknya", ujar Ermina saat pemberian award di Hotel Mulia hari ini (14 Mei 2008).

Survei tersebut dilakukan di Jakarta, Surabaya dan Makassar. Jakarta selalu dipertahankan karena pentingnya ibu kota bagi dunia perbankan di tanah air, sedangkan Makassar adalah kota kedua di luar Jawa sesudah Medan yang baru tahun ini diikutkan dalam penilaian.

Disamping itu, ICCA juga telah menganugerahkan penghargaan The Best Contact Center 2008 (kategori 250 seats) kepada Bank Mandiri. Dengan penghargaan ini Bank Mandiri berhak mewakili Indonesia untuk kontes Contact Center se-Asia Pasific yang akan dilakukan penjuriaannya di Beijing pada pertengahan 2008.


"Bank Mandiri sangat berhak mewakili Indonesia dalam kontes Contact Center se Asia Pasific yang akan dilaksanakan pada pertengahan 2008 di Beijing. Untuk kategori 250 seats, Bank Mandiri menyabet semua penghargaan yang diberikan oleh ICCA yaitu The Best Design Marketing Communication (Platinum), The Best Operational Contact Center (platinum) untuk kategori diatas 250 seat, untuk kelompok Korporasi dan untuk kelompok individual meraih The Best Manager (Platinum)," kata Andi Anugerah ketua ICCA pada saat penyempatan penghargaan beberapa waktu lalu di Hotel Bidhakara Jakarta.

Penghargaan ini melengkapi penghargaan yang pernah diraih Bank Mandiri tahun lalu, seperti The Best Agent/Phone Banking Officer (Platinum & Gold), The Best Contribution (Gold), The Best Technology (Gold), dan The Best Team Leader (Silver). Sedangkan untuk tingkat internasional, Bank Mandiri memperoleh Asia Pasific Service Excellence Award 2007 dari Pasific Customer Service Association (APCSA) dan The Best Contact Center of The Year untuk kategori di atas 100 seats dari Contact Center Association of Singapore (CCAS).


INTISARI :

Bank Mandiri adalah salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memberikan pelayanan kepada nasabah yang meliputi segmen usaha Corporate, Commercial, Micro & Retail, Consumer Finance dan Treasury & International. Bank Mandiri juga menawarkan jasa dan layanan pasar modal, perbankan syariah dan asuransi melalui Mandiri Sekuritas, Bank Syariah Mandiri dan AXA Mandiri.
Bank Mandiri saat ini mempekerjakan 21.679 karyawan dengan 958 kantor cabang dan 6 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan di luar negeri. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 3.188 ATM, disamping 7.064 ATM yang merupakan jaringan LINK dan 13.077 jaringan ATM Bersama, serta electronic channels yang meliputi Internet Banking, SMS Banking dan Call Center 14000.


Reference : http://www.bankmandiri.co.id/corporate01/news-detail.asp?id=IEfV42528902

Etika (Akhlak) Pemimpin


Akhlak menurut Al-Ghazali adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya suatu perbuatan di mana perbuatan itu lahir secara spontan, mudah, tanpa menghitung untung rugi. Orang yang berakhlak baik, ketika menjumpai orang lain yang perlu ditolong maka ia secara spontan menolongnya tanpa sempat memikirkan resiko. Demikian juga orang yang berakhlak buruk secara spontan melakukan kejahatan begitu peluang terbuka.


Akhlak seseorang, di samping bermodal pembawaan sejak lahir, juga dibentuk oleh lingkungan dan perjalanan hidupnya. Nilai-nilai akhlak Islam yang universal bersumber dari wahyu,disebut al-khair, sementara nilai akhlak regional bersumber dari budaya setempat, di sebut al-ma`ruf, atau sesuatu yang secara umum diketahui masyarakat sebagai kebaikan dan kepatutan.


Sedangkan akhlak yang bersifat lahir disebut adab, tatakrama, sopan santun atau etika Orang yang berakhlak baik secara spontan melakukan kebaikan, Demikian juga orang yang berakhlak buruk secara spontan melakukan kejahatan begitu peluang terbuka.. Akhlak universal berlaku untuk seluruh manusia sepanjang zaman. Tetapi, sesuai dengan keragaman manusia, juga dikenal ada akhlak yang spesifik, misalnya akhlak anak kepada orang tua dan sebaliknya, akhlak murid kepada guru dan sebaliknya, akhlak pemimpin kepada yang dipimpin dan sebagainya.


Seseorang dapat menjadi pemimpin (imam) dari orang banyak manakala ia memiliki (a) kelebihan dibanding yang lain, yang oleh karena itu ia bisa memberi (b) memiliki keberanian dalam memutuskan sesuatu,dan (c) memiliki kejelian dalam memandang masalah sehingga ia bisa bertindak arif bijaksana. Secara sosial seorang pemimpin (imam)adalah penguasa, karena ia memiliki otoritas dalam memutuskan


sesuatu yang mengikat orang banyak yang dipimpinnya. Akan tetapi menurut etika keagamaan, seorang pemimpin pada hakekatnya adalah pelayan dari orang banyak yang dipimpinnya (sayyidal-qaumikhodimuhum). Pemimpin yang akhlaknya rendah pada umumnya lebih menekankan dirinya sebagai penguasa, sementara pemimpin yang berakhlak baik lebih menekankan dirinya sebagai pelayan masyarakatnya.

Dampak dari keputusan seorang pemimpin akan sangat besar implikasinya pada rakyat yang dipimpin. Jika keputusannya tepat maka kebaikan akan merata kepada rakyatnya, tetapi jika keliru maka rakyat banyak akan menanggung derita karenanya. Oleh karena itu pemimpin yang baik disebut oleh Nabi dengan sebutan pemimpin yang adil (imamun `adilun) sementara pemimpin yang buruk digambarkan al-Qur'an, dan juga hadis, sebagai pemimpin yang zalim. Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya, sedangkan sebaliknya zalim artinya menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.


Hadis Riwayat Bukhari menempatkan seorang Pemimpin yang adil dalam urutan pertama dari tujuh kelompok manusia utama. Hadis Riwayat Muslim menyebutkan bahwa pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang dicintai rakyatnya dan iapun mencintai rakyatnya. Sementara pemimpin yang terburuk menurut Nabi, adalah pemimpin yang dibenci rakyatnya dan iapun membenci rakyatnya, mereka saling melaknat satu sama lain.


Hadis lain menyebutkan bahwa dua dari lima golongan yang dimurkai Tuhan adalah (1) penguasa (amir) yang hidupnya ditopang oleh rakyat (sekarang-pajak), tetapi ia tidak memberi manfaat kepada rakyatnya, dan bahkan tidak bisa melindungi keamanan rakyatnya. (2) Pemimpinkelompok (za`im) yang dipatuhi pengikutnya tetapi ia melakukan diskriminasi terhadap kelompok kuat atas yang lemah, serta berbicara sekehendak hatinya (tidak mendengarkan aspirasi pengikutnya). Hadis Riwayat Dailami bahkan menyebut pemimpin yang sewenang-wenang (imamjair) sebagai membahayakan agama.

Kisah Al-Qur'an yang menyebut Nabi (Raja) Sulaiman yang memperhatikan suara semut mengandung pelajaran bahwa betapa pun seseorang menjadi pemimpin besar dari negeri besar, tetapi ia tidak boleh melupakan kepada rakyat kecil yang dimisalkan semut itu. (Q/27:16). Meneladani kepemimpinan Rasulullah, akhlak utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah keteladanan yang baik (uswah hasanah), terutama dalam kehidupan pribadinya, seperti; hidupbersih, sederhana dan mengutamakan orang lain. Tentang betapa tingginya nilai keadilan pemimpin, Hadis Riwayat Tabrani menyebutkan bahwa waktu satu hari efektif dari seorang pemimpin yang adil setara dengan ibadah tujuhpuluh tahun.

Intisari :

Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah pelayan dari orang banyak yang dipimpinnya. akhlak yang bersifat lahir disebut adab, tatakrama, sopan santun atau etika Orang yang berakhlak baik secara spontan melakukan kebaikan, Demikian juga orang yang berakhlak buruk secara spontan melakukan kejahatan.

Sumber : http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/message/25434